"dulu kamu pinter main bulutangkis nak"
satu peryataan
ketika aku sedang duduk memandangi permainan bulutnagkis
disuatu sisi desa
pernyataan itu langsung kubalas hanya dengan senyuman...
aku terus berpikir setelahnya
betapa diriku pernah menulis cerita di benak masyarakat
dulu pernah ada kompetisi bulutangkis tahunan di desa
aku yang tidak sendiri...
aku dengan kedua temanku yang lebih tua..
di kompetisi tahun pertma...
aq du"k di posisi kedua...
dan kala itu terjadi tahun puncak...
meski pertandingan berlangsung hingga pukul 12.00...
aku yang dulu kagum dengan masyarakat yang hadir......
sejak kompetisi bergulir...
yang diadakan disiang hari...hanya 4 atau 5 orang saja...
namun ketika puncak kompetisinya...
sungguh seperti gelora....
tidak terlihat lagi rumput" yang biasa menemaniku berlatih...
dan aku sangat bersyukur....
dimalam itu penampilanku mampu menyuguhkan perminan terbaikku...
sejak ba'da maghrib...sekitar 5 pertandinganku berlangsung...
dan kesemuanya berlagsung dramatis...
jadi gambarannya udah kayak sakaratul namaku di papan kompetisi...
alhamdulillah dengan kerendahan hati dan tekad yang kuat....
penampilan maksimal terus bergulir hingga kompetisi puncak...
dan ditahun kedua harus berakhir buruk...
aku tersingkir oleh sahabatku sendiri...
dan setelah itu aktifitas olahragaku meredup hingga sekarang...
hanya berjibaku pada buku dan pengetahuan...
saya kkira pernyataan diatas seperti harapan akan kerinduan mata memandangi permainan manisku hehehe...
saya terus berkata dalam hati untuk kembali...
meski nanti tidak di sisi olahraga...
aku bermimpi menggandeng masyarakat...
mencapai puncak kesejahteraan hidup...
yang berkualitas...
bkan hanya aku yang juara seperti di bulutangkis...
tapi bersama" mengusung tropi kesejahteraan hidup :)
i think there are no face sad :) a life for move!