Menyikapi perkataan
kita-kita di sekitar kita yang kian hari kian tidak karuan. Banyak sekali kita
dengar perkataan-perkataan yang kurang baik dan cenderung kasar Seperti Sampah,
kambing, binatang dll. Untuk menyikapi hal tersebut saya sengaja menulis
halaman ini yang berisi bahasan menurut pikiran saya seperti dimana kita temui,
mengapa bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya untuk kita pendengar dan
kita pengucap.
Bahasan kita pertama
mengenai dimana kita temui hal semacam ini. Perkataan-perkataan kurang baik dan
bahkan cenderung kasar ini banyak kita temui di kalangan #Sohibul alias para
temen deket. Ya di kalangan inilah manusia banyak merasa nyaman dan bebas
tentunya. Kalangan ini biasa kita temui di banyak tempat, yang paling sering
kita temui yaitu di tempat nongkrong entah warung kopi, atau bahkan kampus sekalipun.
Namun keberadaan kalangan ini hingga kita temukan perkataan tersebut tidak
terikat tempat sama sekali. Karena kita tentu tau bahwa mereka baru bertemu
saja terkadang sudah diawali dengan
perkataan- perkataan semacam itu. Kalau kita pikir-pikir sih ya dimanapun
mereka bersama bisa jadi di situlah perkataan itu bisa keluar. Perlu diingat
juga bahwa hal ini juga tidak mengikat umur atau apapun, hal yang berperan
besar adalah perasaan dan kebiasaan. Selama kalangan kita-kita tersebut
berperasaan muda walaupun sudah tua umurnya bisa jadi memakai perkataan semacam
ini dan hal ini juga terkadang dilatar belakangi oleh kebiasaan yang cenderung kurang baik seperti
nongkrong dll.
Terkait alasan mengapa
hal ini bisa terjadi, beberapa telah terbahas dengan tidak sengaja di paragraf
sebelumnya. Hal ini bisa terjadi umumnya didorong oleh ekspresi nyaman dan
bebas para pengucapnya. Sehingga hal ini mendorong mereka mengekspresikan
kebebasannya, lalu apakah perkataan seperti ini merupakan ekspresi ? tentu
tidak sepenuhnya benar, perkataan seperti ini lebih mirip seperti emosi. Bagaimana
bisa ? ya, sebagaimana emosi bisa ditahan dan diekspresikan, sebaik-baik manusia
adalah mereka yang mampu mengendalikan emosinya. perkataan semacam ini juga
bisa ditahan dan diekspresikan dan jelaslah akan menjadi lebih baik apabila hal
ini ditahan. sebab perkataan adalah do’a maka hal yang kurang baik yang terkata oleh
mulut kita bisa jadi adalah do’a untuk diri kita. Dan perlu di perhatikan hal
ini secara tidak langsung terekam oleh otak kita sehingga otak kita terprogram
untuk mengarahkan diri kita terhadap hal yang kurang baik tersebut. Hal tersebutlah
yang menjadi alasan mengapa perkataan kurang baik yang bahkan cenderung kasar
tersebut dapat dikatakan Berbahaya. Alasan hal ini bisa terjadi selanjutnya
adalah analogi teko (cerek atau ceret)
air. Otak dan mulut kita dapat kita analogikan dengan teko dan mulutnya. Apa
yang ada di dalam teko, itulah yang akan keluar dari mulut teko. Maka apapun
yang terkata dari mulut kita adalah apa yang ada dalam pikiran kita.
Bahasan kita selanjutnya
mengenai bagaimana cara mengatasi hal ini untuk kita pendengar dan kita
pengucap. Kita awali dengan kita pendengar, sebagian besar yang merasakan
dampak buruk hal ini adalah kita pendengar namun tidak menutup kemungkinan kita
pengucap terkena dampak buruk hal ini tanpa merasakannya terlebih dahulu. Kita pendengar
dapat mengurangi pengaruh hal buruk ini dengan menasehati kita pengucap. Mengingat
nasehat ini kita lakukan softly maka
tentulah tidak bisa dipastikan kita pendengar langsung berubah baik perkataanya
sekaligus dan permanen. Untuk mengatasi hal ini selain nasehat kepada kita
pengucap, kita pendengar dapat menjauhi kita pengucap atau dengan tidak
bergabung atau berkumpul dengan kita pengucap. Hal ini ditakutkan dapat
mempengaruhi kita pendengar. Untuk kita pengucap solusi yang bisa dilakukan
agar tidak berkata yang kurang baik bahkan cenderung kasar. Kita dapat
membiasakan diri berkumpul dengan orang” yang baik perkataanya. Mengingat apapun yang terkata dari mulut kita adalah apa
yang ada dalam pikiran kita maka saya merekomendasikan kepada kita pendengar
untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan di dalam Al-Qur’an
tidak terdapat kalimat yang kurang baik bahkan kasar sekalipun. Al-Qur’an juga
berperan membersihkan pikiran kita dari hal-hal yang mungkar baik itu perkataan
ataupun tindakan. Tentu kita pengucap akan menemui tantangan untuk membiasakan
diri membaca Al-Qur’an maka perlu diingat bahwa kebiasaan itu peranannya besar dalam perubahan kita entah itu jadi
lebih baik atau jadi lebih parah. Ketika pada suatu waktu kita pengucap terlupa
atau tengah berat untuk beranjak membaca Al-Qur’an, perlu diingat pula bahwa
inilah salah satu indikator diri kita
pengucap telah melakukan atau memiliki
banyak dosa dalam hari tersebut.
Kesimpulan yang bisa kita ambil baik untuk kita
pengucap maupun kita pendengar adalah perkataan yang kurang baik dapat
berpengaruh kurang baik pula entah itu kepada kita pendengar ataupun kita pengucap.
dan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menasehati kita pengucap oleh
kita pendengar serta menjauhinya. Serta membaca Al-Qur’an sesuai rekomendasi
dan analogi yang telah kita baca di paragraf sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar